Minggu, 20 Maret 2016

manfaat radioaktif dalam bidang kesehatan.

Radiasi adalah pencemaran/pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai masa bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah elektronbetaalphaphoton, dan neutron.
Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atmosfer akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangkan sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar beta, radiasi sinar alpha, dan radiasi sinar gamma.

Radioisotop adalah suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Radioaktif mempunyai peranan penting dalam melengkapi kebutuhan manusia di berbagai bidang. Salah satunya di bidang kedokteran dan kesehatan. Penggunaan radioisotop di bidang kesehatan untuk keperluan radiodiagnostik dan radioterapi dalam kedokteran nuklir. Teknik nulkir dengan menggunakan radioisotop di bidang kedokteran nuklir dimulai pada tahun 1930-an sebagai wujud dari perkembangan ilmu dan teknologi. Sedangkan di Indonesia dimulai pada tahun 1967 tidak lama setelah peresmian reaktor nuklir di Bandung.

Ilmu kedokteran nuklir merupakan salah satu ilmu cabang kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka dari disintegrasi inti radioaktif buatan untuk tujuan diagnostik melalui pemantauan proses fisiologi dan biokimia.

Dewasa ini, aplikasi tenaga nuklir dalam bidang kesehatan telah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnostik maupun terapi berbagai jenis penyakit. Berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti ilmu penyakit dalam, ilmu penyakit saraf, ilmu penyakit jantung, dan sebagainya telah mengambil manfaat dari tehnik nuklir. Sehingga pada kesempatan kali ini akan dipaparkan tentang peranan radioaktif, mekanisme kerja dan dampak yang ditimbulkannya dalam bidang kedokteran dan kesehatan.

II. PEMBAHASAN
A. Peranan Radioaktif dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Bidang kesehatan dan kedokteran merupakan bidang terbesar yang menggunakan senyawa bertanda radioaktif. Hampir dari 80% dari penggunaan zat radioaktif terletak di bidang ini. Dengan isotop radioaktif telah dapat diselidiki dan dipelajari proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi berbagai macam obat.

Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran, sebetulnya telah dimulai semenjak tahun 1936 pada waktu John Lawrence et. al. Menggunakan fosfor-32 untuk terapi. Walaupun dimulai untuk terapi, tetapi penggunaan radioisotop selanjutnya hampir 90% ditujukan untuk diagnosis, dan sebagian besar telah dalam bentuk senyawa bertanda.

Cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik pendek, seperti sinar x disebut radiologi. Radiologi dimanfaatkan untuk menunjang diagnosis penyakit. Dalam dunia kedokteran nuklir, prinsip radiologi dimanfaatkan dengan memakai isotop radio aktif yang disuntikkan ke dalam tubuh. Kemudian, isotop tersebut ditangkap oleh detektor di luar tubuh sehingga diperoleh gambaran yang menunjukan distribusinya di dalam tubuh. Sebagai contoh untuk mengetahui letak penyempitan pembuluh darah, digunakan radioisotop natrium. Kemudian jejak radioaktif tersebut dirunut dengan menggunakan pencacah Geiger. Letak penyempitan pembuluh darah ditunjukan dengan terhentinya aliran natrium.

Selain digunakan untuk mendiagnosis penyakit, radioisotop juga digunakan untuk terapi radiasi. Terapi radiasi adalah cara pengobatan dengan memakai radiasi. Terapi seperti ini biasanya digunakan dalam pengobatan kanker. Pemberian terapi dapat menyembuhkan, mengurangi gejala, atau mencegah penyebaran kanker, bergantung pada jenis dan stadium kanker.

    1. Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan perangkat radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh secara anatomi. Ahli dalam bidang ini dikenal sebagai radiolog. Salah satu contoh radiodiagnostik adalah rontgen. Radiodiagnostik dilakukan sebelum melakukan radioterapi.
    2. Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel normal sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup pemancar radiasi gamma atau pesawat sinar-x dan berkas elektron.

Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi ini. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Sekitar 50 – 60% penderita kanker memerlukan radioterapi. Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat kanker, selain itu juga bertujuan untuk mengurangi resiko kekambuhan dari kanker. Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan dengan responnya terhadap radio terapi.
Terdapat dua teknik dalam radioterapi yaitu teleterapi (sumber eksternal) dan brakiterapi (sumber internal). Pada tindakan teleterapi, posisi sumber radiasi gamma energi tinggi yang berasal dari Cobalt-60 yang disimpan dalam kontainer metal yang tebal pada alat, dapat diatur sedemikian rupa sehingga kanker dapat diradiasi dari berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin pada jaringan tumor. Tumor ganas dikenai radiasi yang sangat kuat secara berulang-ulang menggunakan teknik fraksinasi (dosis terbagi atas perkali pemberian dari total dosis yang harus diterima oleh pasien) selama jangka waktu beberapa minggu. Radioterapi diberikan setiap hari dari berbagai arah secara tepat pada kanker. Dengan demikian kanker akan menerima radiasi yang bersilang dengan dosis tinggi sementara jaringan normal dan sehat di sekitar lokasi kanker hanya akan menerima dosis yang lebih rendah dengan tingkat kerusakan yang dapat ditoleransi tubuh dan berangsur pulih.
Radioterapi dapat pula dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi terbuka yang diposisikan sedekat mungkin dengan kanker, dikenal sebagai tindakan brakiterapi. Sumber radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain I-125, Ra-226, yang dikemas dalam bentuk jarum, biji sebesar beras, atau kawat dan dapat diletakkan dalam rongga tubuh (intracavitary) seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker esopagus, dalam organ/jaringan (interstisial) seperti kanker prostat, kanker kepala dan leher, kanker payudara, atau dalam lumen (intraluminal).

Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
1. Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
2. Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapiberguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
3. Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
4. Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.

B. Manfaat Radioisotop dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Banyak radioisotop yang digunakan dalam bidang kesehatan dan kedokteran dan masing-masing radioisotop tersebut memiliki manfaat yang berbeda, antara lain:
1. I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan otak.
2. Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung.
3. Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung.
4. Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah.
5. Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru.
6. P-32 Penyakit mata, tumor dan hati.
7. Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah.
8. Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa.
9. Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas.
10. Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru.
11. Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening.
12. C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia.
13. Co-60 Membunuh sel-sel kanker.
C. Mekanisme kerja
1. Radiodiagnostik
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid.

2. Radioterapi
Bila jaringan terkena radiasi penyinaran, maka jaringan akan menyerap energi radiasi dan akan menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut dapat menimbulkan perubahan kimia dan biokimia yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan biologik. Kerusakan sel yang terjadi dapat berupa kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi.
Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila mengenai sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar dari orbit elektron tersebut. Pancaran energi dapat berupa gelombang elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X. Pancaran partikel dapat berupa pancaran elektron (sinar beta) atau pancaran partikel netron, alfa, proton.
Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker yang mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa pulih kembai dari pengaruh radiasi. Tetapi bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel sehat merupakan penyebab terjadinya efek samping radiasi.

D. Efek radioaktif bidang kesehatan dan kedokteran
Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek samping tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan umum pasien. Beberapa efek samping berupa kelelahan, reaksi kulit (kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi), penurunan sel-sel darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa terjadi pada setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya pada area yang terkena radioterapi. Radiasi tidak menyebabkan kehilangan rambut yang total. Pasien yang menjalani radiasi eksternal tidak bersifat radioaktif setelah pengobatan sehingga tidak berbahaya bagi orang di sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada minggu ketiga atau keempat dari pengobatan dan hilang dua minggu setelah pengobatan selesai.

Efek radiasi pada sistem, organ atau jaringan:
        1. Darah dan Sumsum Tulang Merah
Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat mengalami perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlah sel. KompOnen seluler darah yang lain ( butir pembeku dan darah merah ) menyusun setelah sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu tinggi masih dapat memproduksi sel-sel darah merah, sedang pada dosis yang cukup tinggi akan terjadi kerusakan permanen yang berakhir dengan kematian ( dosis lethal 3 – 5 sv). Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi akan menderita kecenderungan pendarahan dan infeksi, anemia dan kekurangan hemoglobinefek stokastik pada penyinaran sumsum tulang adalah leukemia dan kanker sel darah merah.
2. Saluran Pencernaan Makanan
Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala mual, muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. kemudian dapat timbul karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang dapat timbul berupa kanker pada epithel saluran pencernaan.
3. Organ Reproduksi
Efek somatik non stokastok pada organ reproduksi adalah sterilitas, sedangkan efek genetik (pewarisan) terjadi karena mutasi gen atau kromosom pada sel kelamin.
4. Sistem Syaraf
Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem syaraf terjadi pada dosis puluhan sievert.
5. Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non stokastik yang masa tenangnya lama (bisa bertahun-tahun).
6. Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis, mulai dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. efek somatik stokastik pada kulit adalah kanker kulit.
7. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena penimbunan stontium-90 atau radium-226 dalam tulang. Efek somatik stokastik berupa kanker pada sel epithel selaput tulang.
8. Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar namun mudah rusak karena kontaminasi internal oleh yodium radioaktif.
9. Paru-paru
Paru-paru pada umumnya menderita kerusakan akibat penyinaran dari gas, uap atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang terhirup melalui pernafasan.

Sumber Referensi:
Anonymus, 2006Radioactive Iodine (I-131) Therapy, North America:RadiologiInfo. Radiological Society of North America, Inc
http://eddyrumhadi.blogdetik.com/ (diakses 23 Mei 2011)
http://gurufisikamuda.blogspot.com/2010/02/manfaat-zat-radioaktif-radioisotop.html (diakses 23 Mei 2011)
http://klikharry.wordpress.com/2007/03/08/radioterapi-karsinoma-tiroid/(diakses 23 Mei 2011)
http://www.infonuklir.com/indexes/lists/iptek_nuklir/teknik_nuklir_dibidang_kesehatan/second/iptek_nuklir (diakses 23 Mei 2011)
Indrajit, Dudi, 2007, Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung: Setia Purna Inves
Kreshnamurti, Irwan, dkk., Refrat Radioterapi: Radioterapi Pada Kanker Serviks, Palembang: Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang
Setiawan, Duyeh, 2010, Radiokomia Teori Dasar dan Aplikasi Teknik Nuklir, Bandung: Widya Padjadjaran

Jumat, 18 Maret 2016

INFORMASI TENTANG RADIOTERAFI

INFORMATION ABOUT RADIOTHERAPY

Radioterapi adalah terapi kanker yang menggunakan energi pengion yang bertujuan untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan sel normal sekecil mungkin.. Radiasi pengion adalah Gelombang elektromagnetik atau partikel yang bila mengenai materi akan menyebabkan suatu proses ionisasi pada materi tersebut.


 Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, dimana diuraikan sebagai berikut:
A.    sebagai terapi paliatif yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman
akibat kanker, bila kemungkinan untuk bertahan hidup rendah. Syarat : tumor dalam stadium lanjut
B.     sebagai terapi kuratif, yaitu bentuk pengobatan yang bertujuan untuk  kemungkinan bertahan hidup setelah pengobatan yang adekuat. Syarat : tumor masih dalam stadium dini, dan sifat tumor benar radiosensitif.
Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe dan stadium tumor bersamaan dengan responnya terhadap radioterapi.
            Prinsip dasar radioterapi ialah memberikan dosis radiasi terukur dan tepat pada volume tumor yang akan diradiasi dan meminimalkan efek radiasi pada jaringan sehat sekitar tumor. Hal-hal yang harus diingat pada radioterapi adalah efek samping yang terjadi setelah dilakukan radioterapi tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan umum pasien.
            Kegunaan radioterapi, yaitu:
  Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasi dengan pengobatan lain seperti pembedahan atau kemoterapi.
  Mengontrol : jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
  Mengurangi gejala : selain untuk mengontrol kanker, radioterapi juga dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri.
Jenis radioterapi dibagi menjadi dua, antara lain :
A.    Radiasi eksterna (Teleterapi), adalah bentuk pengobatan radiasi dengan sumber radiasi mempunyai jarak dengan target yang dituju atau berada diluar tubuh. Sumber yang dipakai adalah sinar X atau photon yang merupakan pancaran gelombang elektromagnetik. Contohnya radiasi dengan pesawat orthovolt, Cobalt 60, Caesium 137, linear accelerator.
Keuntungan : daerah cakupan target radiasi luas dan penetrasi sinar sesuai dengan yang direncanakan. Kerugian : jaringan sehat di sekeliling tumor akan tercakup dalam daerah lapangan radiasi.
Sinar diarahkan ke tumor yang akan diberikan radiasi, besar energi yang akan diserap oleh tumor tergantung dari:
·         Besarnya energi yang dipancarkan oleh sumber energi
·         Jarak antara sumber energi dan tumor
·          Kepadatan massa tumor
B.     Radiasi interna (Brakhiterapi), adalah bentuk pengobatan radiasi dengan mendekatkan sumber radiasi kesasaran yang dituju. Sumber radiasi yang umum digunakan antara lain I-125, Ra-226, yang dikemas dalam bentuk jarum, dan dapat diletakkan dalam rongga tubuh (intracavitary).
Brakhiterapi dapat dipakai sebagai sarana pengobatan primer untuk tumornya (tumor) mendapat dosis radiasi sepenuhnya dari sumber) ataupun sebagaii "booster" untuk menambahkan dosis setelah radiasi eksternal dengan tujuan mengurangi efek radiasi pada jaringan sehat. Karena dengan meletakkan sumber radiasi pada jaringan tumor, jaringan sehat sekitarnya akan menerima dosis yang jauh lebih rendah. Kerugian : cakupan lapangan radiasi terbatas, tidak seluas pada teleterapi.



Sinar yang dipakai untuk radioterapi adalah :
A.    Sinar Alfa
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sehingga tidak dapat digunakan untuk radioterapi.
B. Sinar Beta
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Sinar ini dipancarkan oleh zat radioaktif yang mempunyai energi rendah. Daya tembusnya pada kulit terbatas, 3-5 mm. Digunakan untuk terapi lesi yang superfisial.
C.     Sinar Gamma
Sinar gamma adalah sinar elektromagnetik atau foton yang berenergi tinggi. Sinar ini dapat menembus tubuh. Daya tembusnya tergantung dari besar energi yang menembus sinar itu. Makin tinggi energinya atau makin tinggi voltagenya, makin besar daya tembusnya dan makin dalam letak dosis maksimalnya. Radioisotop yang digunakan antara lain :
1. Calcium 137: sinar gamma
2. Cobalt 60: sinar gamma
3. Radium 226: sinar alfa, beta, gamma
D. Sinar X
Sinar X ialah gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 10-11 m sampai 10-8 m dandihasilkan pada waktu elektron berenergi tinggi menumbuk suatu target dengan frekuensi 1016 Hz sampai 1020 Hz.
2.2  LINAC dan Cobalt-60
            A. LINAC
            LINAC (Linear Accelerator) adalah peralatan yang menggunakan medan listrik dan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk mempercepat partikel yang bermuatan sehingga memiliki energy tinggi. Pada dasarnya asselerator dalam medis adalah sebuah mesin yang digunakan untuk pembangkit electron, mempercepat sekaligus mengatur lintasannya dan kemudian dipancarkan dalam dua mode pilihan yaitu pancaran electron yang digunakan untuk penyinaran tumor superficial dan pancaran yang ditumbukkan pada target sehingga menghasilkan sinar x (untuk penyinaran tumor yang lebih dalam). Untuk mempercepat gerak partikel ini diperlukan medan listrik ataupun medan magnet.
Pesawat LINAC
            Akselerator digunakan untuik menghasilkan sinar X dengan energi yang tinggi dengan menggunakan yaitu :
·         Tabung Betatron dan Sinkrotron
Penamaan Betatron mengacu pada jenis sinar radioaktif yaitu sinar-ß, yang merupakan aliran elektron berkecepatan tinggi. Betatron terdiri atas tabung kaca hampa udara berbentuk cincin raksasa yang diletakan diantara dua kutub magnet yang sangat kuat. Penyuntik berupa filamen panas yang berperan sebagai pemancar elektron dipasang untuk menginjeksi aliran elektron ke dalam tabung pada sudut tertentu sehingga akan terbentuk dua gaya. Gaya yang pertama membuat elektron bergerak mengikuti lengkungan tabung. Di dalam medan magnet, partikel akan bergerak melingkar. Gaya yang kedua berperan mempercepat gerak elektron hingga kecepatannya semakin tinggi. Melalui gaya ke dua ini, elektron memperoleh energi kinetik yang sangat besar. Dalam waktu sangat singkat, elektron akan bergerak melingkar di dalam tabung beberapa ribu kali. Apabila energi kinetik elektron telah mencapai nilai tertentu, elektron dibelokan dari jalur lengkungannya sehingga dapat menabrak target secara langsung yang berada di tepi ruangan. Dari proses tabrakan ini pancaran sinar X berenergi sangat tinggi. Kelemahan betatron memerlukan magnet berukuran sangat besar guna mendapatkan perubahan fluks yang diperlukan untuk mempercepat elektron.
Sinkrontron elektron ini yang digunakan mengatasi kelemahan betatron. Alat ini berfungsi sebagai pemercepat elektron yang mampu menghasilkan elektron dengan energi kinetik lebih besar di bandingkan Betatron.
            Prinsip kerja dari LINAC sebagai berikut:
LINAC semula dipakai untuk mempercepat partikel bermuatan positif seperti proton. Namun, setelah berbagai modifikasi, mesin dapat pula dipakai untuk mempercepat partikel bermuatan negatif seperti elektron. Dalam hal ini, elektron yang dipercepat mampu bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Jika elektron berenergi tinggi itu ditabrakan pada target dari logam berat maka dari pesawat LINAC akan dipancarkan sinar-X berenergi tinggi.
Radioterapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan elektron berenergi tinggi. Elektron yang dipercepat dalam LINAC dapat langsung di manfaatkan untuk radioterapi tanpa harus ditabrakan terlebih dahulu dengan logam berat. Jadi, LINAC dapat juga berperan sebagai sumber radiasi partikel berupa elektron cepat yang dapat dimanfaatkan untuk radioterapi tumor. Akselerator Linear dalam aplikasinya menggunakan teknologi gelombang mikro yang juga digunakan untuk radar. Gelombang mikro ini dimanfaatkan untuk mempercepat elektron dalam akselerator yang disebut “wave guide”.
LINAC menggunakan teknologi microwave (teknologi yang sama seperti yang digunakan dalam radar) untuk mempercepat electron digunakan suatu alat yang disebut sebagai “wave guide”, hal tersebutlah yang kemudian mengizinkan elektron bertumbukan dengan heavy metal target. Hasil dari tumbukan antara elektron dan metal adalah high-energy x-rays yang dihasilkan oleh metal target. High energy x-rays tersebut kemudian akan diatur untuk kemudian diberikan pada pasien tumor dan diatur keluarannya dari mesin yang disesuaikan dengan keadaan dari pasien. Sinar yang keluar dari bagian accelerator disebut sebagai gantry yang berotasi di sekeliling pasien.
LINAC juga dilengkapi dengan MLC (Multi Leaf Collimator) sebagai pengganti blok individu yang akan menyesuaikan dengan bentuk tumor dan mengurangi efek pada jaringan normal dengan area yang difokuskan pada daerah tumor. Pesawat LINAC digunakan untuk organ yang kedalamannya ≥ 5 cm.
B. Cobalt-60
            Pesawat teleterapi Co60 disebut juga pesawat teleterapi gamma yaitu alat yang digunakan untuk radioterapi dengan jarak sumber ke objek yang disinari relative jauh dan memancarkan radiasi gamma dari bahan isotop radioaktif Co60. Dimana Cobalt60 memiliki waktu paruh 5,3 tahun. Sinar Gamma adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Gamma bermuatan nol dihasilkan akibat transisi inti nukleon.
            Pesawat Co-60 memiliki lampu kolimator dan fiber optik yang berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja. Penyimpangan output radiasi pesawat teleterapi Co-¬60 terjadi karena geometri dari isotop berbentuk silinder bukan bola dan berkas radiasi yang digunakan ialah berkas terkolimasi. Keberhasilan pelaksanaan teleterapi dengan menggunakan pesawat telecobalt-60 sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran dan geometris sumber, serta jarak sumber ke permukaan kulit pasien.

PROSES,PERSIAPAN DAN EFEK SAMPING RADIOTERAPI

Proses Radioterapi

Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam seminggu, selama 6-7 minggu berturut-turut. Tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan pengobatan lain yang diberikan. Tetapi untuk keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker yang bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu.
Terapi itu sendiri setiap kali hanya berlangsung 1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih seperti menjalani foto Rontgen (X-ray). Tetapi selama menjalani terapi penderita harus diam, tidak bergerak sama sekali, agar pancaran radiasinya tepat mengenai sasaran. Untuk itu bisa dibuatkan masker atau penyangga agar bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak berubah posisi.

Persiapan

Persiapan radioterapi untuk beberapa bagian tubuh kadang diperlukan semacam topeng/cangkang (shell) untuk membuat bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak bergerak

Efek Samping

Efek samping terapi radiasi tidak selalu muncul, tetapi ada yang mengalaminya, menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan kadang cukup parah. Ada yang merasakan beberapa hari/minggu sejak terapi dimulai (dan menghilang beberapa waktu setelah radiasi dihentikan), ada juga yang efek sampingnya baru muncul beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian. Yang begini biasanya bersifat kronik/permanen.
Berbeda dengan kemoterapi yang efeknya mengenai seluruh tubuh, khususnya sel-sel yang membelah dengan cepat, dan relatif sama dari satu orang ke orang lain, efek samping radioterapi berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang diterapi. Yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya. Bisa karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang nafsu makan, atau capai karena setiap hari harus ke rumah sakit. Juga, selama radiasi tubuh membutuhkan banyak energi untuk memulihkan sel-sel sehat yang rusak. Setelah terapi dihentikan, efek ini lambat laun menghilang.

radiograf thorax dan abdomen



RADIOLOGI THORAX DAN ABDOMEN
FOTO THORAX
Baca mulai dari tengah ke samping atau baca sebaliknya.
Cara baca jantung :
1. Ukur CTR
Syarat :
- Posisi harus PA
- Jarak sinar 1,8 – 2 m
- Inspirasi harus cukup dalam
- Costa harus simetris, tidak boleh ada kelainan tulang (scoliosis, kifosis, lordosis)

Beda foto PA & AP
PA
Clavicula lebih datar
Scapula di luar paru
Posisi pasien berdiri tangan dipunggung
AP
Clavicula lebih menukik
Scapula masuk ke paru
Posisi pasien tidur

Cara baca jantung
• Lihat proc transverses, tarik garis tengah lurus ke bawah
• Ambil 1 titik bagian jantung kanan paling jauh, lalu kemudian tarik garis tegak lurus ke garis tengah (C1)
• Ambil 1 titik bagian jantung kiri paling jauh, lalu tarik garis tegak lurus ke garis tengah (C2)
Thoracis
• Ambil garis horizontal yang menyinggung permukaan tertinggi diafragma kanan
• Ukur berapa berapa cm (C)
CTR = C1 + C2 x 100%
C
Anak < 14 tahun N 50-55%
 suspect cardiomegali
àDewasa 50 %
> cardiomegali
à50% 

2. Kemudian lihat ARCUS AORTA
 30 tahun bandingkan dengan bagian bawah clavicula
Ø
N jarak 1-2 cm
<  elongation arcus aorta
à1cm
 Untuk orang tua
Ø > 50 tahun
 ukur dari garis tengah ke lengkung aorta yang paling jauh
ào Ambil garis tengah
o Kalau > elongatio arcus aorta
à4 cm
o Kalau ada elongatio arcus aorta, berarti ada hipertensi
o Elongatio arcus aorta baru dapat dinilai pada os >30 tahun
o <30 tahun tidak dinilai karena jantung masih turun

3. Lihat APEX CORDIS terjauh
o 1-2 cm di atas diafragma kiri
o Deviasi ada 2 : laterocaudal, laterocranial
 dengan syarat CTR
à Laterocaudal : apex cordis tertanam dalam diafragma § >50% atau < LVHà1cm
à Laterocranial : apex cordis di atas diafragma § > RVHà2 cm
Setelah itu lihat PARU-PARU
1. HILUS (kanan & Kiri)
 Merupakan tempat keluar A
§ & V pulmonalis, kelenjar limfe
 lihat kanan, karena hilus kiri keluar ketemu tulang
à Kesepakatan §
 Cara ukur :
§
Tarik 2 garis sejajar hilus, kemudian tarik garis tegak lurus dengan garis sejajar tadi.
Dewasa : tidak lebih 16mm
Untuk anak :
 sulit
à Jangan diukur *
 Bandingkan dengan traches – harus lebih kecil atau sama dengan dari trachea
*
 paling sering disebabkan oleh TBC
à ada pembesaran kelenjar limfe di hilus à Bila lebih besar *
 Normal perbandingan hilus dengan diameter perifer tidak boleh lebih dari 1:5-7
§
 tanda-tanda pulmonal hipertensi / inverted coma sign (hilus melebar)
à Bila lebih dari itu §
2. Batas APEX
Apakah ada infiltara, kesuraman, perselubungan, konsolidasi
3. Corakan BRONCHOVASKULER
 Pembuluh darah berjalan bersama bronchus
§
 Bronchus infeksi
§  pembuluh darah membesar jugaà edema à
§ àBila di daerah lapangan paru atas corakan bronchovaskuler meningkat  disebabkan oleh bendungan bukan oleh infeksi di daerah bronkus.

Kemudian lihat DIAFRAGMA & SINUS
 diafragma setinggi costa X belakang
à Normal inspirasi dalam §
Diafragma kanan lebih tinggi dari kiri karena di sebelah kanan terdapat organ  sehingga waktu inspirasi
àpadat sedangkan di kiri terdapat organ lunak  dalam, diafragma ditekan habis-habisan.
 Normal bentuk diafragma cembung, permukaan licin
§
 Sinus
§
Costophrenicus (lebih penting!!!)
Cardiophrenicus – sudut kadang tidak lancip terdapat pericardial fat (orang gemuk)
 efusi sudah 100-150 cc
à Bila sudut costophrenicus tumpul pada posisi PA/erect §
 Disebut phrenicus karena diafragma dipersarafi oleh N.phrenicus – cabang N.vagus
§
 Normal cairan pleura = 2 cc
§
Bila  cara lihatnya, pasien dimiringkan /
àlebih dari 2 cc (mis 4 cc)   terlihat bayangan opaqueàtiduran (LLD / RLD), arah sinar horizontal
 sinus jangan dinilai karena akan memberikan gambaran sudut tumpul (Pn.Th)
à Bila paru kolaps §

PLEURA
 Normal tidak bisa terlihat
ü
 Pada keadaan tertentu, pleura visceralis bisa terlihat, bila terlihat maka harus disebut bagian distal dari pleura apa
ü
 Dari pleural line apakah :
ü
 Perselubungan homogen --. Efusi pleura
*
 Pneumothorax
à Gambaran avaskuler *

TULANG
SOFT TISSUE
 radioopaque
àOtot-otot (putih)
 radioluscent
àLemak
 ada bayangan hitam di soft tissue
à Emfisema subkutis terjadi akibat luka tusuk terbuka (berarti ada udara) *
Emfisema subkutis
à udara bisa masuk tapi tidak bisa keluar à Bila kena tusuk jarum, bisa menyebabkan pneumothorax *

Posisi
1. AP
 Clavicula tidak selalu terbuka
*
 bila ada udara berarti pasien kembung
à Fundus tidak ada udara karena pasien tidur *
 Kerugian : jantung terlihat membesar, jantung tidak jelas dan sulit dinilai
*
2. PA
 Fundus selalu ada udara
*
 Arah sinar dari belakang
*
 Clavicula selalu terbuka
*

JANTUNG
 CTR
à3 PEMERIKSAAN : - Foto PA
- Cor analisa
 bisa tau kekebalan otot
à- Echocardiography &volume dr ruang
 tidak bisa lihat hipertrofi, tapi bisa lihat dilatasi
àFoto Rontgen

Pada posisi PA :
 batas sampai ada lekukan/pinggang yang diatasnya adalah vena cava.
à Batas kanan : atrium kanan *
 ada tonjolan pertama yaitu segmen pulmonal
à Setelah arcus aorta *
 auricle (atrium) kiri
à Di atas ventrikel kiri *

Tidak membentuk batas jantung :
• Ventrikel kanan (ada ditengah)
• Atrium kiri

ATRIUM KANAN
1. > 1/3 CD
2. < ½ CS

VENTRIKEL KANAN
Kelainan-kelainan :
• Apex deviasi ke laterocranial
 gambaran double contour
à• Mendorong ke kanan
 pada foto laetral
à• Mendorong ke depan  >1/3 sternum
• Pinggang jantung mendatar
 RVH
à• Retrosternal space hilang (ruang di bagian depan jantung)
Tidak boleh >1/3 panjang sternum
Yang nempel di sternum adalah ventrikel kanan

ATRIUM KIRI
Kelainan-kelainan :
 mendesak bronkus kiri sehingga bronkus mendatar
à• Ke atas
 membentuk batas jantung kiri
à• Ke samping kiri
• Ke depan &  LAH
à gambaran double contour pada sebelah kanan àke kanan
 mendesak esofagus
à• Ke belakang 
 Tidak bisa dilihat
v
 minum kontras
à Bisa dilihat dengan foto lateral v

VENTRIKEL KIRI
Kelainan-kelainan :
 Bagian kiri jantung CTR
v >50%
 Deviasi ke laterocaudal : apex tertanam di bawah diafragma
v
 menutupi columna vertebra
à Ke belakang v
 LVH
à Retrocardial space hilang (ruang di bagian belakang jantung)v

AORTA
 hati-hati!!!
à Elongatio arcus aorta v
 apakah ada kalsifikasi/tidak (Egg Shell)
à Kemudian lihat dalam arcus aorta v
 Hipertensi
à Elongatio v
 PJK
à Elongatio + kalsifikasi v
Baru dapat dinilai di atas umur 30 tahun karena <30 tahun jantung masih turun.

EISENMENGER COMPLEX
Oedem paru yang terjadi akibat kompensasi decompensatio jantung kiri --. Karena tidak ada kemampuan / daya pompa menurun, darah tertumpuk di jantung, vena pulmonalis terhambat, terjadi gangguan sirkulasi paru dan akhirnya terjadi udema.
Eisenmenger terdiri OA, VSD, RVH,MI
 terjadi tidak ada udem anasarca dan udema paru.
à tidak ada udema àBila terdapat decomp.kanan dan kiri

TETRALOGI FALLOT
Terdiri dari :
 Overriding aorta (aorta bermuara di LV
v & RV)
 Pulmonal stenosis
v
 VSD
v
 RVH
v

HIPERTENSI JANTUNG
Bila  pada bronkitis
à bendungan ke perifer àada hambatan pada A.pulmonalis   lumen PD bertambahàkronik (dimana terjadi penebalan intima PD paru   tekanan meningkat)àkecil
 stenosis
àBila ada hambatan A.pulmonalis   di foto tidak kelihatan, hanyaà terjadi hipertrofi àkatup pulmonalis  bisa dilihat dengan echocardiography.
 kelumpuhan otot jantung
à dilatasi àBila hipertrofi 
 cardiomiopati (jantung besar, bentuknya lebar, pinggang tidak jelas)
àBila sampai dilatasi
 pada auskultasi
àBila ada pericardial efusi  friction rub

Volume darah ke jantung bisa bertambah pada olahraga, kebocoran (ASD, VSD), insufisiensi.

Atrium kanan bisa dilatasi karena : insufisiensi trikuspid dan ASD
Ventrikel kanan bisa dilatasi karena : insufisiensi katup pulmonal dan VSD

 Rheumatic fever
à ventrikel kiri tidak melebar à Atrium kiri melebar ào Mitral insufisiensi
o  penumpukan darah di atrium
à atrium kiri dilatasi àMitral Stenosis   bendungan keà Tekanan vena pulmonalis meningkat à Bendungan àkiri   tekanan ventrikel kananà tekanan A.pulmonalis meningkat àA.pilmonalis   pinggang jantungà dilatasi à hipertrofi ventrikel kanan àmeningkat   deviasi ke laterocranialàmendatar
o Volume darah di A.pulmonalis kecil tapi tekanan meningkat sehingga dapat terjadi dilatasi.
 karena MI
àKonfigurasi mitral  & MS
Konfigurasi aorta (boot shape = stenosis katup aorta)

THEMBAR SYNDROME (Hipertensi pulmonal) dapat :
o Inverted coma sign
o Elongasi arcus aorta

 cukup berbahaya
àAneurysma auricle/ atrium kiri dengan kalsifikasi
 berbahaya karena bisa pecah
à tidak berbahaya tapi bila kalsifikasi di ventrikel àKalsifikasi di atrium
 spt botol erlenmeyer
àCor bounum = jantung besar --. DD/ dengan pericardial effusion

 Left configuration
àJantung yang normal

PARU-PARU
Infiltrat :
o Bercak opaque
o Batas tak teratur
Konsolidasi :
o Lebih besar dari infiltrat
o Tumor / pemadatan jaringan / suatu massa
o Istilah ini lebih dihindari
Kesuraman / opacity :
o Infiltrat banyak dan padat
o Gambaran homogen tidak merata / tidak homogen
Perselubungan :
o Opaque semua
o Lebih homogen

Kelainan-kelainan tadi dilihat pada : apex, hilus, kedua apex patokan costae 1-2 (dewasa) di Indonesia kalau ada gambaran tersebut (infiltrat, konsolidasi, perselubungan) biasa disebabkan oleh proses spesifik, daerah perihiler, daerah peracardial, pleural line, diafragma, sinus.
Kondisi foto yang baik adalah apabila columna vertebra thoralis bisa terlihat sampai Th.IV

Kelainan-kelainan di paru
 hemithorax, putih semua, maka :
àMisalnya ada kasus
 Kita lihat mediastinum
Ø
 Mediastinum anterior : tidak diisi apa-apa kecuali perlekatan jantung
Ø
 Mediastinum medius : terdapat jantung, A
Ø&V pulmonalis, kelenjar limfe
 Mediastinum posterior : esofagus, aorta desc, aorta thoracalis, kelenjar limfe paravertebra
Ø

MEDIASTINUM
Kelainan mediastinum sup & inf
Gambaran konsolidasi
3T 1L : Tiroid, Timus, Teratoma, Limfoma

*  lihat mediastinum,àPerselubungan homogen dihemithorax kanan/kiri   misal : tidak tampak deviasiàtrakea, sela iga pada daerah lesi tersebut  kesan :àmediastinum dan trakea, sela iga tidak menyempit / melebar PNEUMONIA LOBARIS
 misal :
à Perselubungan homogen hemithorax dextra * mediastinum ke arah deviasi / lesi, sela iga relatif sempit pada daerah  kesan : ATELEKTASISàlesi
 Perselubungan homogen hemithorax dextra
*  mis : deviasi ke kontralateral, trakea deviasi ke kontralateral, selaà  kesan : EFUSI PLEURA, TUMORàiga melebar pada sisi lesi

Efusi pleura :
• Eksudat : Pus – pyothorax, Darah – hemothorax, Cairan limfe – chylothorax
• Transudat – pleural effusion
Efusi pleura dapat disebabkan oleh :
1. infeksi paru oleh bakteri, virus, jamur
2. tumor paru
3. tumor mediatinum
4. metastasis
5. kelainan sistemik
• hambatan aliran KGB
• hipoproteinemia ginjal/hati
• kegagalan jantung
6. trauma kecelakaan/tindakan pembedahan
Efusi pleura
Posisi supine : perselubungan homogen di bagian distal dari pleural line
Posisi PA : garis ELLIS – DAMOISSEAU (MENISCUS SIGN)

BRONCHOPNEUMONIA
• Kesuraman di pericardial
• Khas : selalu diselingi daerah sehat
 pada anak
à• Hilus lebar : DD/ cenderung proses sebagai causa TBC
 pada anak
à• Hilus tak melebar : DD/ proses spesifik

ENCAPSULATED PLEURAL EFFUSION
• = efusi extrapleura
• Sejumlah cairan terkumpul setempat di daerah pleura / fisura interlobar, sering disebabkan oleh empiema dengan perlekatan pleura
• Ada garis pleura (yang merupakan batas antara lobus superior & medial)
• DD/ mesotelioma : untuk os yang lebih tua

BRONCHITIS
o Ciri khas :
1. peribronchial structure yang melebar
2. gambaran TREAM LINE APPEARANCE jalannya sejajar dan terus-menerus.
3. Ig A meningkat
o Gambaran bronchitis pada orang normal pun ada
o Corakan bronchovaskuler meningkat

EFUSI PLEURA
o Efusi dari kanan :
1. DHF
2. Pleigs syndrome
o Karena di kanan ada ductus thoracicus
o Efusi bisa mendorong mediastinum
 Normal corakan bronchovaskuler bagian sepi
v > sepi dari pada bagian bawah

 Corakan bronchovaskuler meningkat :
v
 Kiri terdapat gambaran vaskuler / ke tepi atau
*
 Didaerah atas juga ada
*
 Diameter bagian bawah lebih lebar
*
 dimana gambaran tidak sampai ke tepi tapi besar-besar
à Corakan bronchovaskuler kasar v

SEFALISASI / CRANIALISASI
 Di daerah proximal hilus, corakan bronkovaskuler lebih banyak
* & diameternya lebih lebar daripada yang dibawah
 Sesuai gambaran OEDEMA PARU
*

OEDEMA PARU
 Sefalisasi/ cranialisasi
*
* Kadang kekasaran bonchovaskuler tidak begitu jelas tapi ada kesuraman yang dimulai dari suprahiler, hiler, paracardial sedangkan bagian tepi bersih = BAT WING APPEARANCE
 Terdapat gambaran GARIS KERLEY (garis-garis sejajar – hilang dalam 24 jam)
*
 Udem paru
*
 titiknya besar
àVaskuler
 titik-titiknya kecil, terlihat seperti kesuraman.
àIntersttial
 DD/ = BP; pem penunjang : echocardiografi
*

KP
• Tampak infiltrat di apex kanan &  proses spesifik (dewasa)
àkiri
• TBC MILIER : gambaran milier di seluruh lapangan paru tapi tepi bersih,  curiga keganaasan
àkalau terdapat gambaran milier sampai tepi paru
• ADVANCE TBC
o Gambaran multikistik + gambaran infiltrat
o Sinus tumpul
• Proses TBC dikatakan tenang apabila :
o Pada dewasa : terdapat jaringan fibrotik
o Pada anak : kalsifikasi
 jangan disebut KP
à• Jika infiltrat ada di basal
 pembesaran kelenjar limfe di leher menyerupai kalung
à• Khas : BUBOECTASE 
 untuk melihat apex paru apakah terdapat infiltrat / tidak
à• Pemeriksaan anjuran : foto TOP LORDOTIC

Gambaran lubang
o Kecil : kistik
o Besar :
• Cavitas
 Dinding tebal, tidak ada isinya
Ø
 Tapi kadang-kadang ada isinya = FUNGUS BALL
Ø
 Kalau cavitas kecil-kecil dan banyak disebut HONEY COMB APPEARANCE tebal dinding 2mm, diameter lumen minimal 5 mm
Ø

ABSES
 Dinding
Ø > tebal dari bleb, di dalamnya ada air fluid level
 dinding tebal, lebih besar dari abses, ditengah kosong
ào Lebih besar : bleb
 dinding tipis tapi besar, di tengah kosong, alveolus pada pecah
ào Lebih besar lagi : bulla
 kelainan congenital ; sering menyebabkan PNEUMOTHORAX SPONTAN
àBLEB dan BULLA

MULTIPLE KISTIK LESION
o Ukuran lebih besar dari honey comb appearance
o Bila terdapat multiple kistik lesion tapi tidak ada air fluid level = Honey Comb Appearance / Bronchiectasis (dinding2 tebal)

INFECTED BRONCHIECTASIS
Multiple kistik lesion dengan air fluid level
DD/ Bronchiectasis :
o Kistik lung disease – dinding tipis, gambaran spt busa-busa
o WAGENER GRANULOMA – dinding tipis
POLIKISTIK PULMONUM – bawaan lahir
 curiga suatu keganasan
àKalau terdapat suatu konsolidasi / tumor pada 40 – 50 tahun
 belum tentu merupakan suatu keganasan
àTapi bila di bawah 40 tahun

COIN LESION
 destruksi / tidak
ào Kalo terdapat coin lesion – harus dinilai tulang-tulangnya
o DD/ : tuberculoma, artefak, limfoma
o Usul : bila mungkin, foto lateral thorax
o Pemeriksaan anjuran : CT-scan Thorax

INFILTRAT
 Titik kecil, batas tidak jelas, tidak ada hubungan dengan vaskuler
v
 Berisi cairan / darah / nanah yang mengisi parenkim paru
v
 COTTON BALL APPEARANCE
v
 Gambaran lebih besar dari infiltrat
§
 Berupa infiltrat kasar
§
 Boleh disebut juga infiltrat
§
 Daerah sekitarnya bersih
§

KONSOLIDASI
 Pemadatan, batas bisa jelas, bisa juga tid
§ak
 Kesan : suatu tumor
§
 DD/ neurofibromatosis
à Lihat daerah soft tissue, kalau bengkak juga curiga LIPOMA §
 Kalau Cuma ada di lapangan paru saja DD/ dengan coin lesion, Lipoma
§
 batas semakin tidak jelas
à Suatu tumor bila makin ganas §

KESURAMAN
 Gambaran lebih padat dari infiltrat
§
§  kadang terdapat kesuraman di lapangan paru bawahàPada orang dewasa   pada orang yang biasa pakeàkanan karena M.pectoralis mayornya membesar  tangan kanan
 Terdapat pada oedema paru
§
 DD/ BP
§

Gambaran metastase pada paru :
o BP
o Efusi Pleura
o Milier
 Gambaran infiltrat di seluruh lapang paru sampai ke tepi ; ada jaringan fibrotik / tuberculoma
v
 gambaran infiltrat tidak sampai ke tepi, tepi
à Metastase milier v > bersih, >aktif di tengah
o Cotton Ball
o Coin lesion
o Limfangitis carcinoma
 Gambaran infiltrat seperti sinar matahari : SUN RAY APPEARANCE
v

BRONCHOGENIC CA – tipe small cell
 gambaran di arcus aorta
à Bisa menyebabkan VCS syndrome v
 DUMBLE SHAPE APPERANCE (khas)
v

TUMOR-TUMOR MEDIASTINUM
3T 1L : Tiroid, timus, teratoma, limfoma
 pada anak-anak.
à terdapat gambaran cell sign à Timus besar *
 ada kalsifikasi
à didalamnya bisa berisi rambut, tulang à Teratoma *
 SILUET SIGN (+) : kelainan bisa di depan / belakang dengan organ yang berdekatan.
*
 SILUET SIGN (-) : kelainan berhimpit/ berasal dari organ yang bersangkutan.
*
 berarti berasal dari mediastinum medius
à Kalau berhimpit §
 ada kalsifikasi pada VCS
à aneurysma à Kalau yang berasal dari jantung §
 pada foto PA, kita harus membedakan batas-batasnya.
à Siluet Sign *

VCS SYNDROME
 Tampak gambaran di arcus aorta
§

ATELECTASIS
 Kalo lobus kanan superior atelektasis :
§
o Gambaran melengkung ke atas
o Biasanya trakea tertarik
o Intercostal space menyempit
 tidak menarik trakea
à Kalo atelektasis segmen posterior lobus superior §
 bisa menyebabkan trakea tertarik
àSedangkan atelektasis segmen anterior

BRONCHIECTASIS
o Ada 3 tipe : kistik, fusiform, silindrikum
o Honey Comb Appearance
o Pemeriksaan anjuran : BNO, CT-scan, foto sinus paranasal, Bronchografi

SINDROM KARTAGENER
1. situs inversus
o Total
o Parsial jantung di kanan
2. bronchiectasis
3. sinusitis
 SITUS SOLITUS = hepar terletak di tengah-tengah
àLawan dari situs inversus

PNEUMOTHORAX
o Bagian distal dari pleural line terdapat gambaran avaskuler
o Sela iga menjadi lebih besar
o Terdapat udara dalam rongga paru
o Etiologi :
1. spontan
• sobekan subpleura dari bulla
• trauma tertutup terhadap dinding & fistula
• bronchopleura akibat neoplasma / inflamasi
2. luka tusuk/pneumothorax disengaja (artificial)
3.  trauma pada trachea dan esofagus,
àmasuknya udara melalui mediastinum  misalnya : endoskopi / benda asing tajam tertelan / keganasan dalam mediastinum
4. udara dari subdiafragma : robekan gaster akibat trauma / abses subdiafragma / dengan kuman pembentuk gas

TENSION PNEUMOTHORAX
Udara yang semakin bertambah dan tidak bisa keluar sehingga mendesak  saat pernafasan sangat
àmediastinum dan paru yang sehat (inervasi)  terganggu

 pada penyakit pleura menahun : pleuritis
àPenebalan pleura  & pneumothorax menahun
Di pleura terjadi penimbunan jaringan ikat, bahkan kadang-kadang mengalami  garis-garis densitas tinggi
àkalsifikasi (SCHWARTE) gambaran rontgen  yang tak teratur / kalsifikasi.

PANCOAST TUMOR
• Konsolidasi / perselubungan di apex
• Destruksi costa 1,2
• Pemeriksaan penunjang : CT-scan, Thorax untuk mengetahui stadium
• DD/ dengan : bronchogenic Ca, tuberculoma, proses spesifik, fungus ball

INVERTED S SIGN
 tumor yang menekan (tumor bronchogenic disekitar bronkus kanan)
àAtelektasis + tarikan trakea
DIAFRAGMA
• Congenital : kelainan saraf, otot diafragma
• Perbedaan diafragma kanan & kiri tidak boleh lebih dari 1 intercostal space

PARALISE DIFRAGMA
Gerakan paradox : sisi yang sehat saat inspirasi menurun, sisi yang sakit menurun.

EVENTERATIO
Kelumpuhan otot diafragma sedangkan N.phrenicus baik sehingga pada foto terdapat gambaran tonjolan dari perifer.

LUBANG pada diagfragma (N tertutup rapat)
• Hiatus aorta
• Hiatus oesophagus
• Hiatus v.thoracalis, v.abdominalis

Untuk foto diafragma : PA & lateral
Untuk anak-anak : foto keseluruhan thorax & abdomen : BABY GRUMP

HERNIA DIAFRAGMATICA
Biasanya congenital
Borhdalek : belakang kiri, Morgagni : depan kanan

TENTING DIAFRAGMA
Diafragma tertarik ke atas, biasa bekas pleuritis
 akibat cetakan dari hepar, apakah ada tumor / abses
àDiafragma saling tindih (2 tingkat)
Diafragma batasnya samar / kabur : Efusi dan pneumonia di bagian bawah = Pleuropneumonia

PLEUROPNEUMONIA
• Ada perselubungan di mana diafragma tidak bisa dinilai
• Gambaran kalsifikasi dari pleura
• Garis ellis tidak jelas

Efusi pleura
DD/ Hemothorax, chylothorax
Pem anjuran : foto thorax lateral

Batuk darah + sputum berbau = abses paru, bronchiectasis

Tn. A 40 tahun (RSBY) : gambaran multikistik di perihiler & paracardial kanan&kiri dengan gambaran air fluid level
 th/ spesifik
àD/ infected bronchiectasis duplex
DD/ kistik lung disease, wagener granuloma
Pem anjuran : bronchografi, CT-scan

 destruksi costa 1,2
àPancoast tumor 
DD/ broncogenic Ca, tuberculoma, proses spesifik, fungus ball

 maka :
àBila ada elongasi, hilus tak bisa dinilai, trakea tertarik, inverted S sign (konsolidasi)
D/ Bronchogenic Ca
DD/ pneumonia lobaris, limfoma, tuberculoma
Pem anjuran : Foto thorax lateral, CT-scan

Pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri pasca trauma / setelah batuk-batuk keras :
Pleural line dengan avaskuler dan di sinistra ada gambaran...
Maka ;
D/ pneumothorax lobus inferior sinistra
Pem anjuran : foto torax lateral kiri

Pasien wanita batuk keras & nyeri dada kiri
X foto thorax AP
Cor:
• Tidak bisa dinilai
• Mediastinum deviasi ke kanan
Pulmones :
• Hilus tidak bisa dinilai
• Trakea terdorong ke kanan
• Gambaran konsolidasi dari kanan
• Gambaran kistik
• Pleural line sinistra dengan gambaran avaskuler di sebelah distal
Kesan :
Cor : tidak bisa dinilai
Pulmo : pneumothorax sinistra, proses spesifik aktif dextra
DD/ : spontan pneumothorax, traumatic pn.th, agenesis paru.
Pem anjuran : foto thorax LLD

Pulmo :
• Bulla di apex sinistra
• Infiltrat di apex dextra, perihiler, paracardial
• Corakan bronchovaskuler meningkat
Kesan : sesuai gambaran proses spesifik aktif dextra dengan bulla di apex sinistra
DD/ proses spesifik dengan bleb; proses spesifik dengan pn.th apex dextra

Pasien dengan nyeri dada kanan pasca trauma
X foto thorax PA
Cor : besar, bentuk dalam batas normal
Pulmo :
• Hilus tidak melebar
• Trakea terdorong ke kiri
• Gambaran pleural line dextra dengan gambaran avaskuler di bagian distal
• Tampak kesuraman diparu kiri
• Gambaran multikistik dari perihiler dan paracardial kiri
Diafragma / sinus : tidak bisa dinilai
Tulang : Pn.th destra ec traumatik, gambaran bronchiectasis dengan KP, emfisema subkutis dengan kerusakan soft tissue
Pem anjuran : bronchografi, foto sinus

Sinar X-foto thorax :
Cor : tidak bisa dinilai
Pulmo :
• Hilus tidak melebar
• Corakan bronchovaskuler meningkat
• Pleura tidak tampak kelainan
Diafragma / sinus : tak tampak kelainan
Tulang :
Multiple kistik lession (punch out lession) di hampir seluruh costa
Destruksi pedicle cervical ke-7 sinistra
Kesan :
 protein bence jones (+)
àTulang sesuai gambaran multiple myeloma 
DD/ fractur tulang patologis
Metastase
Pem anjuran : bone survey
Bone scan tidak dilakukan karena multiple myeloma tidak kelihatan pada coz tidak ada osteoblast.
Kalau myeloma single = Plasmositoma
 berarti ada osteomielitis
à hiperaktivitas à suntik DTPA àbone scanning

KP
• Cavitas diafragma
• Tenting diafragma
• Corakan bronchovaskuler kasar
• Fibroinfiltrat di apex
• Pemeriksaan anjuran : foto top lordotik

Infark paru sulit dinilai karena keterangan klinisnya tidak ada, disebabkan  menyebabkan penyumbatan pada salah
àoleh : traumatis dan corpus alienum  satu pembuluh


TRACTUS DIGESTIVUS
àMulut (cavum oris)   cardiaà esofagus à epiglotis (dipersarafi oleh saraf otonom ) àfarings   gaster (fundus ; antrum ; pilorus ;à fundus (sering terjadi Ca) à  duodenum (pars asc; desc;àantrum piloricua – pada OMD seperti payung)  à flex hepatica à colon asc à caecum à ileum à jejenum àtransvesum)   rectum.à ampula recti à sigmoid à colon desc àcolon transversum

Kelumpuhan
à disharmoni epiglotis sehingga untuk minum àpseudobulbar diotak   muara dari ductusà ampula vateri àmenutup ke esofagus bukan ke trakea  à HIRSCHPRUNG à sering terjadi Ca àcholedochus yang masuk ke duodenum   feses langsung nyemprot.à dengan rectal toucher àpada anak-anak

RONGGA MULUT
Dibagi menjadi mekanik dan kimiawi.
Kelenjar ludah ada 3 pasang :
 parotitis epidemica / mumps.
à1. parotis : saluran panjang, banyak terdapat kelainan (ductus stensoni)
 panjang, banyak terdapat kelainan (ductuc WHARTONI)
à2. Submandibula
Keduanya bernuara di premolar 2 atas bawah.
 saluran pendek tidak banyak kelainan
à3. sublingual
Ductus normal tertutup, letak di dasar lidah.
Cara  muara ductus
à teteskan jeruk sama àlihat ductus, lidah dikesampingkan  à semprot kontras 2 cc à masukkan wing needle yang ditumpulkan àterbuka  foto AP &  jadi gambaran kelainan yang normal sepertiàlateral  pohon.

Kelainan-kelainan
1. sialodenitis  peradangan / kebocoran kelenjar
àkelenjar submandibula
 infeksi
à2. dinding ductus whartoni iregular
 terdapat pelebaran.
à gambaran buntil-buntil à3. sialektasis
 disebabkan oleh batu
à4. sialoktiasis
 untuk melihat peradangan, obstruksi klinis, tumor
à5. sialografi

OESOFAGUS
Normal gepeng, tidak berisi udara
Foto posisi AP dan lateral
Kelainan kongenital :
1. Obstruksi
 valvula, tiroid, arcus aorta, fundus gaster.
à2. Tracheabronchus fistel (ada 4 tempat)
3. Achalasia
Kelainan :
1. Oesofagitis
2. Varises esofagus
 intra/ekstraluminer
à3. Tumor esofagus
4. Corpus alienum : logam, biji-bijian, tulang ayam

 BaSO4 1:1
àOesophagogram : single contrast atau kontras positif
 HALITOSIS.
à sisa makanan bisa terkumpul di daerah oesofagus àValecula – tembolok pada burung

ACHALASIA
• Penyempitan di daerah cardia
• Mouse Tail Appearance
• Hampir sama dengan kelainan hirschprung / megacolon congenital
• Bisa terjadi obstruksi karena kelainan plexus mesentericus auerbach

DIVERTIKULUM MAECKEL
• Gambaran seperti payung
• Bisa kongenital / tidak
• Traction (desakan dari luar) & paltion (desakan dari dalam)
• Keduanya melebar

TUMOR
Bila kontras diminum akan tertahan
Intraluminer SHOULDER SIGN / APPLE CORE
Ekstraluminer: desakan dari luar
 menjepit
àTipe schirrus

OESOFAGUS
• Gambaran COBLE STONE
• Terdapat juga pada Sirosis Hepatis : pembesaran vena-vena kolateral di oesofagus sehingga mudah pecah

LAMBUNG
o Foto OMD : posisi AP & lateral
o Idealnya : plate fluoroscopy
o Double contras
i. BaSO4 diencerkan 1:4 kemudian diminum
ii.  dengan mencampur NaCO3
àUdara  & as. Sitrat menghasilkan gas CO2  paienàatau dengan minum bahan effervescent ENU (penghasil gas)  berdiri.
o Normal : pilorus di atas, fundus lebih ke bawah belakang.
 fundus terisi oleh kontras
ào Waktu supine
 fundus tidak terisi oleh kontras
ào Waktu pronasi
 gastritis ulcus / tumor
à menunjukkan adanya hipersekresi ào Gambaran 3 lapis / TRIPLE SHADOW = luscent – opaque – lebih opaque
o HOUR GLASS = gambaran Ca lambung
 tidak selalu gastritis
ào Hipersekresi
 bisa ada hipersekresi cairan lambung
ào Pada gastritis
 tumor gaster corpus
à normal cairan kontras menurun semua ào Gambaran CASCADE bertingkat karena ada lekukan
o Tumor ganas : banyak di curvatura mayor
o Tumor jinak : banyak di curvatura minor.
CONGENITAL
o Stenosis pilorus : SINGLE BUBBLE APPEARANCE / BASKET BALL SIGN
o Atresia duodenum : waktu lahir perut kembung, kalau makan muntah proyektil = DOUBLE BUBBLE APPEARANCE

ULCUS
o Paling sering dicurvatura minor
 hati-hati Ca !
ào Kalau ada di curvatura mayor
o Biasanya bergaung
o Untuk lihat ulcus, harus dilihat dari dua arah :
 gambaran TARGET SIGN, menunjukkan ulcus yang aktif karena ada oedematous.
ài. En Face : dari muka / depan
ii. En profile : dari samping terlihat seperti paku
o STAR FORMATION : menunjukkan ulcus yang sudah lama / kronis. Dimana masih ada proses aktif
o Ulcus kronis : tidak ada oedematous lagi
 dilihat secara enface
ào Ulkus ganas : COG WHEEL SIGN

USUS HALUS
o Pemeriksaan follow through : minum kontras encer 1 : 6-8
 terdapat plica semicircularis
à daerah kiri atas normal ào Yeyenum
 daerah kanan bawah
ào Ileum
 maka masa absorpsi terganggu.
ào Bila ada kelainan di usus halus
o SPRUE SYNDROME = anak-anak dan dewasa sering mencret, ada anemia gravis / ganas
o  yang masuk
à dinding luar usus lurus àIleum = valvula coniventes  mukosanya saja. Beda dengan haustrae, dinding luar usus masuk

 minum contrast
àAPPENDYCOGRAM
 8-10 jam kontras sudah isi ke colon
ào Normal 
o Pada orang kurang olahraga, pasase kolon lambat 10-12 jam
o (+) : kalau kontras mengisi semua, tidak ada filling defect, dinding licin
o (-) : tidak mengisi sama sekali atau isi hanya parsial, menunjukkan adanya appendicitis

 posisi Wangenstein
àAnus imperforata

Perbandingan
àantara ampula vateri dengan bagian rectum terbesar pada foto lateral   signifikan HIRSCHPRUNG diseaseàbila lebih dari 1 : 2

 untuk pindah dari 1 posisi ke posisi lain butuh waktu 10 menit
ào 3 posisi = supine, erect dan LLD
o Tujuan 3 posisi :
 gangguan pasase usus
à1. untuk melihat adanya ileus
2. untuk melihat adanya perforasi

Ileus terbagi :
1. Obstruktif
o Letak tinggi : distensi usus halus, usus besar tidak ada distensi, kadang berisi udara
o Letak rendah : usus besar melebar, begitu juga usus halus
 INVERTED U SIGN : pelebaran usus besar disertai multipel air fluid level
àLetak tinggi
HERING BONE / STEP LADDER : kalau pelebaran besar tanpa disertai multipel air fluid level = METEORISMUS
2. Paralitik
o Sulit di DD/ ileus letak rendah karena keduanya distended
o Semua usus melebar tapi dindingnya lembek
 kalau diukur panjang air fluid level
ào Untuk usus halus  > dari 2,5 cm

 dalam 24 jam bisa nekrosis
à paling bahaya àInvaginasi bisa jadi ileus :
COIL SPRING APPERANCE
Pada orang normal juga ada multiple fluid level tapi tidak boleh lebih dari 6.

PERFORASI
o Bisa menjadi PNEUMOPERITONEUM
o D/ ditegakkan kalau ada salah satu tanda :
1. CUPOLA SIGN
 erect
àAntara hati dan diafragma ada gambaran hitam (udara) berbentuk bulan sabit
2. RIGLERS SIGN
Udara di luar dinding usus sehingga dinding usus kadang bagian luar dan dalam kelihatan. Normal dinding usus tidak bisa dilihat
Syarat antara 2 lumen usus >4mm = menurut ESENBERGH
3. TRAPPED AIR
 bentuk segitiga
àUdara yang terjepit di antara 2 usus
Normal ada dalam saluran usus.

DD/ pneumoperitoneum
 saat perforasi
à Artificial Ø
 Usus pecah / perforasi
Ø
 Tertusuk
Ø
 tuba ditutup pake gas nitrogen
à Pertubasi tuba Ø
 bisa mati karena terjadi emboli
à kalau dilakukan pada saat haid à vagina ditiup saat oral sex à Orogenital intercourse Ø

Normal pada orang dewasa, gambaran udara hanya terdapat pada daerah :
1. fundus gaster
2. colon
3. rectosigmoid
normal tidak udara mengisi usus halus kecuali meteorismus & ileus

SENTINEL LOOP / localized adinamik ileus dan ileus yang setempat.

GASTER DILATASI
 Foto polos
Ø
 Ada air fluid level
Ø
 Distribusi udara dalam usus bisa dikatakan tidak merata bila usus tertekan
Ø ke bawah oleh hepar dan lien
 curiga ada massa
à Bila colon transversum (intraperitoneal) terangkat Ø
 kalau hilang, disebabkan oleh peritonitis
à Peritoneal fat line Ø
 Batas maksimum preperitoneal fat line lebarnya belum dapat ditentukan
Ø

PSOAS LINE
 Untuk lihat ada kelainan pada columna vertebra / ruang retroperitoneal
Ø
 Sebelah kanan lebih kabur
Ø
 psoas line membentuk fusiform / abses body / melengkung
à Pada limfoma, abses ginjal, spondilitis TBC, neuroblastoma Ø

CONTOUR GINJAL
 tidak bisa dilihat
à Merupakan jaringan lunak *
 Bisa kelihatan karena ada perirenal fat (luscent)
*
 Letak ginjal kiri lebih tinggi dari kanan
*
 Ukuran normal ginjal dewasa ♂ : 14-16 cm; ♀ : 12-14 cm. Berat : 625 gr. Bila
* >  hidronefrosisà14-16 cm
à Ginjal dikatakan membesar bila * >3½ corpus
 lihat adakah gambaran batu opaque di ginjal dan ureter
à Setelah contour *

URETER
 Berjalan di paravertebra
*
 3 titik penyempitan ureter :
*
• Penjepitan pada A.renalis
• Daerah iliaca
• Di ureterovesico junction
 Ureter dibagi 3 proximal, medius, dan distal
*
 usul foto IVP, USG
à Bila ada batu *
 BNO, USG
à usul foto lateral à Bila ada gambaran opague diregio ginjal *
 jangan langsung disebut nephrolith
à ada gambaran opaque diregio ginjal à Kalau pada foto PA *
 Pelvio calyces tercetak
* = STARHORN NEPHROLITHIASIS
 Bila ada batu di ginjal, gejala klinisnya :
*
Sakit
 (+) ada sensasi seperti tertusuk, os kaget.
à Flank Pain à ketok belakang àPF : Os disuruh duduk
 Bila batu di ureter, gejala klinisnya ;
*
- Sensasi rasa nyeri menyebar dari atas sampai bawah
 sampai ke labia
à rasa sakit bisa sampai ke scrotum, wanita à- pada laki-laki
 Bila batu di VU (vesicolithiasis)
*
 baru pas
à mula-mula kencing sedikit perih, kemudian lancar à- Sistitis : rasa sakit  terakhir, baru terasa nyeri dan panas
- Uretritis :
 langsung berhenti
à begitu kencing sakit§
 banyak uretritis karena saluran uretra lebih panjang
à pada laki-laki §
 lebih banyak karena uretra lebih pendek
à pada wanita §
 sistitis akibat coitus
à HONEY MOON SISTITIS §
 Sakralisasi = lumbal ada 4, L5 jadi sakrum.
*
 LBP
à sakit à proc. Transversum bergesekan dengan os ileum àMemiliki arti klinis
Spina bifida = LB
 Lumbalisasi = sakrum 1 jadi L6 (tidak ada arti klinis)
*

KELAINAN PADA FOTO BNO
 BNO sonde
à Untuk lihat translokasi IUD §
§  gambaranà bisa menyebabkan akut abdomenàPneumonia duplex pada anak  ileus paralitik, beda dengan ileus obstruktif letak rendah

FOTO CHOLESISTOGRAPHY
  foto, dimana
à 8 jam àMinum kontras telepaque (biligrafin) 6 gr   batu cholesterolàbiligrafin diresorbsi, garam-garam dipekatkan  –radioluscent oleh karena itu harus pake kontras
• Gambar seperti  setelah itu kasih minum susu cream, roti tawar + mentega
à àmasa faset   kemudianà setelah makan pasien akan kesakitan àtebal, telor mata sapi  os difoto oblik.
 baik karena asam lambung dinetralisir
à lagi sakit minum susu à• Sakit maag
 bisa muntah dan kesakitan
à lagi sakit kasih minum susu à• Batu empedu
 dyspepsia
à• Sakit maag dan batu empedu
 sakit
à menekan v.felea à hepar turun à• CURVOIR SIGN (abses vesica felea) = waktu tarik napas

 secara op
àCHOLANGIOGRAPHY T-TUBE
• Tidak boleh dikasih minum susu
 foto oblik
à kemudian masukkan kontras biligrafin à• Pasang selang T-tube dengan op  & AP
• CHOLANGITIS = dindingnya ireguler, ductus choledochus besar
• CHOLEDOCOLITHIASIS = batu di ductus choledochus
• CHOLANGIOLITHIASIS = batu di dalam saluran hepar
• Normal terlihat percabangan seperti pohon
• CHAPOGRAM = melihat A &  untuk lihat fraktur penis dan tidak bisa ereksi
àV dorsalis penis

DOUBLE CONTRAS
• Ca colon intraluminer
o Ada filling defect
o Tak menyebabkan obstruksi
 tanda khas
ào SHOULDER SIGN / APPLE CORE

• Ca colon extraluminer
o Pendesakkan 1 sisi bisa dari dinding usus bisa juga bukan
o Tanda ada gambaran SHOULDER SIGN

 lebih ganas
à• Ca colon Schirus
o Di masukkan kontras tidak bisa, begitu juga dengan udara
o Seluruh sisi menjepit / menekan dari 2 arah

• POLIP / SESSILE
o Tengah hitam, pinggirnya putih
o Ada filling defect
o Orang bisa mencret, perdarahan
o Lama-lama bisa jadi degenerasi ganas
 TES DARAH SAMAR di feses
ào Benzidin test

• COLITIS
o Gambaran haustrae tidak ada, dinding licin
o Anak-anak mencret
 sembuh.
ào Terapi antibiotik